Subscribe:

Labels

Sunday, December 4, 2011

Who Am I?? -Stephen- ^^


Google docs

Siapakah saya sebenarnya? Sebuah pertanyaan yang acap kali keluar dari mulut seorang remaja yang ingin mengetahui jati diri yang sebenarnya. Pertanyaan ini sering muncul ketika seorang remaja sedang berada pada keadaan yang galau atau bimbang, ketika sedang mendapat sebuah masalah berat ataupun sedang dalam keadaan tertekan. Tak ada yang salah sebenarnya dengan pertanyaan ini. Namun ketika pernyataan ini keluar saat dalam kondisi seperti di atas, jawaban yang akan muncul tak jarang akan menimbulkan sebuah image yang buruk terhadap diri sendiri. Hal ini disebabkan karena ketika seseorang dalam keadaan yang kurang baik maka hal yang akan timbul dalam pikirannya akan kurang baik pula. Cara mengatasi hal ini adalah dengan kita mengambil waktu luang bukan saat tertekan tapi saat santai. 


Jawaban dari pertanyaan di atas jika dihubungkan dengan diri saya, maka jawabannya sudah pasti. Saya adalah Stephen Christian, seorang remaja yang berusia 18 tahun yang masih baru menginjak bangku perkuliahan. Saya biasa dipanggil Stephen dan beberapa teman juga memanggil saya dengan nama Ian. Saya dilahirkan di kota Malang pada 24 September 1993. Tapi hal ini tidak menjawab pertanyaan di atas, jawaban tidak dapat ditentukan dari apa yang tertulis di akta kelahiran. 

Saya adalah seorang remaja biasa. Tidak ada yang terlalu spesial dari diri saya. Tipical orang yang mencintai diri saya apa adanya. Lahir dari keluarga yang menganut Kristen dan dari keturunan Jawa dan Chinese. Menjadi anak pertama dalam keluarga, yang diberi tanggung jawab cukup besar untuk menjadi contoh bagi kedua adik saya. Peraturan di keluarga saya cukup keras sehingga mau tak mau harus mematuhinya. Kadang saya merasa tertekan dengan keadaan ini, namun inilah yang membentuk saya menjadi seorang yang cukup sukses dan disiplin seperti sekarang ini. Orang tua berkata tak ada jalan pintas yang akan berbuah suatu yang baik dalam kehidupan ini, semua harus ditemput dengan cara yang semestinya meskipun susah. Sifat-sifat saya yang menurut saya begitu melekat dengan diri saya adalah terlalu sabar sehingga bagaikan saya tidak peduli dengan keadaan sekitar. Selain itu terkadang saya mampu mengambil keputusan dengan sangat cepat dan berpikir dengan sangat dewasa. Namun di lain hal, terkadang saya menjadi remaja yang masih seperti anak kecil. 

Mengenai potensi yang ada pada diri saya, awalnya saya menganggap rendah diri saya sendiri. Saya belum bisa menemukan hal yang dapat disebut sebagai potensi. Hal ini terjadi saat saya sedang berada dalam tekanan hingga suatu ketika seseorang berkata bahwa semua itu salah dan saya harus mampu mengenali diri saya lebih baik lagi. Hal ini memacu saya untuk terus mengenali diri saya. Saya mendapati beberapa kelebihan dan kekurangan yang saya miliki. Beberapa kelebihan yang saya temukan adalah cepat memahami suatu hal, bisa menganalisa sesuatu dengan cukup baik, selalu berusaha tampak ceria. Hal hal tersebut saya anggap sebagai suatu kelebihan karena tidak semua orang memiliki sifat seperti itu. Namun, selalu tampak ceria mungkin juga bisa menjadi ‘pisau bermata dua’ karena orang lain tidak tahu apakah saya sedang bersedih ato senang. Hal ini bisa disimpulkan terkadang saya menjadi anak yang cukup tertutup pada orang lain. Kekurangan yang saya dapati adalah kadang saya seperti menghukum diri sendiri ketika gagal dalam melakukan sesuatu. Saya juga mudah bimbang dalam menentukan sebuah keputusan. Dalam suatu kegiatan, seperti rapat misalnya, saya jarang menyampaikan sebuah pendapat. Saya cenderung hanya mendengarkan pendapat-pendapat yang muncul dari mana-mana, tidak menyampaikan pendapat. Namun di sana saya bisa mengambil sebuah keuntungan dan mengubah hal tersebut jadi kelebihan. Ketika suatu forum hampir mencapai puncaknya, di sana saya baru berpendapat melalui rangkuman dari pendapat yang telah muncul dari forum di mulai. 


Saya juga menyukai hal yang berbau dance. Tak banyak orang yang tahu hal ini hanya orang terdekat saja. Saya juga menyukai kehidupan alam bebas. Saya suka menggambarkan diri saya sebagai air di mana air selalu ada di mana-mana dan memberikan kesegaran, namun ketika air di salah gunakan maka air tersebut akan dengan beringas merusak apapun yang ada di dekatnya. Begitu juga dengan hidup saya, selalu mengalir dan bersifat tenang namun saat orang lain menyalah gunakan sesuatu dari saya maka emosi saya akan langsung memuncak. 

Hidup ini mengajarkan pada saya bahwa menentukan keinginan kita sangat mudah namun untuk mencapainya sangat sulit. Menurut saya, hidup akan menuntun kita pada destiny yang sesuai dengan kita, bukan yang kita ingini. Sampai saat ini pun saya sering bingung untuk menentukan kehidupan yang selanjutnya, namun apapun yang akan terjadi kita harus bahagia dengan semua yang telah ditentukan Tuhan dan pilihan kita. Pernah saya berpikir apakah hal yang telah terjadi saat ini akan sama jika saya dilahirkan di keluarga lain. Jawaban yang saya dapatkan adalah tidak dan tidak akan pernah. Apapun yang terjadi sampai saat ini saya mensyukuri itu. 

Saya bersyukur terhadap keluarga yang saya miliki dan juga teman yang mau mendukung saya dalam segala hal.  Ini memberi saya keberanian berusaha untuk mencapai tujuan saya bahkan jika itu berarti bahwa saya harus menghadapi lebih banyak perubahan dan adaptasi ke tempat-tempat baru dan orang baru.

0 comments: